Blog tentang cerita hidup dan sharing berbagai hal,menurut saya sebuah nama adalah perjalanan dan sebuah cerita The Name is Adventure with Stories
Kamis, 20 November 2014
CERPEN YANG TERINSPIRASI DARI SEBUAH LAGU
TERCIPTA
UNTUKKU
Rasha
adalah seorang cowo yang memiliki pacar
yang sangat disayanginya tetapi, karena terlalu sayang ia menjadi overprotektif terhadap Viona. Sehingga
Vionapun merasa kesal terhadap ulah Rasha yang selalu mengekangnya. Karena
merasa terlalu dikekang, Vionapun ingin menjauh dari Rasha. Hingga akhirnya
Rashapun menyadari bahwa Viona semakin menjauh darinya, lalu Rasha bertanya
kepada Viona ketika ia sedang di perpustakaan kampus.
“Vi, kenapa sih kamu menjauh terus?
“ tanya Rasha.
“Kamu udah keterlaluan Sya,kamukan tau kalo Roby
kemaren itu nganterin aku, karena aku yang nyuruh,” jawab
Viona kepada Rasha.
“Tapi Vi,
kamukan tau kalo aku gak rela ada cowok lain yang ngedekitin kamu, “ Viona
berkata kepada Rasha.
“Sudah Sya!
Kamu itu udah bikin Roby babak belur
tanpa sebab, sekarang akumau sendiri, ” jawab Viona sambil berlalu pergi
meninggalkan Rasha.
Rasha yang merasa bersalah berulang kali mencoba
menghubungi Viona, namun Viona mematikan handphonenya. Keesokan harinya Rasha
mencoba meminta maaf ketika Viona sedang di perpustakaan kampus namun, Viona
tak menggubris Rasha dan malah ia pergi keluar perpustakaan. Rasha tak pantang
menyerah mendapatkan maaf dari Viona, meskipun Viona mengacuhkannya.
Malam itu hujan lebat sekali, tetapi Rasha masih tetap
berusaha meminta maaf kepada Viona. Rasha lalu pergi menuju rumah Viona dengan
mobilnya. Sesampainya ia disana Rashapun
keluar dari mobilnya dan menuju gerbang rumah Viona.
“Vi, aku tau
kamu didalem coba kamu keluar Vi, “ terdengar teriak Rasha bersamaan dengan
suara hujan yang deras.
Viona lalu melihat keluar jendela kamarnya, ia
melihat Rasha sudah basah kuyup kehujanan. Berulang kali Rasha memanggil Viona,
hingga akhirnya hati Vionapun luluh dan membuka pintu rumahnya. Namun pada saat
ia membuka pintunya tiba-tiba Rasha sudah tergeletak di depan rumahnya, lalu ia
berlari dan menghampiri Rasha dan memeluknya.
“Sya, bangun
aku gak mau liat kamu kayak gini, “ teriak Viona sambil memeluk erat Rasha.
“Vi... Akhirnya ka..mu keluar juga, “ suara
Rasha terdengar sedikit rendah dan tersendat dan langsung tidak sadarkan diri.
Vionapun membawa Rasha ke rumah sakit karena Rasha
yang tidak sadarkan diri, Viona mendampingi Rasha sampai ia masuk ruang UGD.
Setelah beberapa jam berlau datanglah orang tua Rasha.
“Om tante,
Viona minta maaf karena aku Rasha jadi begini, “ ucap Viona dengan nada
lirih.
“Udah Vi, ini bukan salah kamu kok, yang penting
kita berdoa kepada Allah agar tidak terjadi apapa pada Rasha, “ jawab ibu
Rasha dengan nada sedih.
Orang tua Rasha menceritakan bahwa Rasha dulu
mengidap kanker otak, itulah mengapa Rasha disyangi oleh orang tua dan
saudaranya. Dokterpun keluar dari ruang UGD.
“Maaf pak,
kanker anak bapak sudah semakin parah, “ dokter datang dengan kabar
menyedihkan.
“Apakah ia
sudah sadar dok? “ tanya orang tua Rasha dengan lirih.
“Maaf pak,
Rasha sekarang sedang dalam keadaan koma dan kritis. Yang dapat kita lakukan
hanya berdoa kepada Allah agar Rasha cepat sadar? “ jawab dokter dengan
tenang.
Setelah koma yang hampir dua minggu, dimana itu
adalah saat Rasha berjuang untuk hidup. Viona yang selalu ada di dekatnya,
berdoa kepada Allah SWT. agar Rasha
berhasil melewati komanya. Tanpa disadari ketika Viona berdoa, tangan Rasha
menggenggam tangan Viona dengan erat.
“Dokter...
Dokter, “ teriak Viona yang senang akan kesdaran Rasha.
Viona tak lupa pula mengabari keluarga Rasha. Rasha
yang mulai sadar memanggil manggil nama Viona lagi. Viona yang mendengar itu
segeramendekati Rasha.
“Viona...
Viona.... “ terdengar suara Rashayang memanggil Viona.
Vionapun menangis ketika ia memegang tangan Rasha,.
“Sudah Vi,
kamugak usah nangis. Ini salah aku, aku minta maaf karena aku kamu jadi
khawatir, “ suara Rasha sambil mengelap air mata Viona.
Setelah satu bulan berlalu, Rasha mulai bosan dengan kondisi di rumah
sakit.
“Dok, apakah saya sudah bisa pulang? “ tanya Rasha.
“Dok, apakah saya sudah bisa pulang? “ tanya Rasha.
“ Kondisi kamu masih lemah Sha, tapi
kalo kamu mau pulang kamu harus sering kontrol kesini, “ jawab dokter.
“Oh gitu ya dok, tapi aku udah merasa
enakan dok, “ jawab Rasha.
Dilain tempat Viona yang belum tahu Rasha pulangpun pergi ke rumah sakit.
Sesampainya ia
disana, ia tertegun
melihat ruangan Rasha yang kosong dan rapi.
“Maaf sus,pasien yang bernama Rasha
kemana? “ tanya Viona kepada suster.
“Oh, pasien itu kemaren sudah dibawa
pulang oleh keluarganya, “ jawab suster itu.
Sambil berlari menuju mobilnya untuk ke rumah Rasha.
“Apakah Rasha sudah...... Ah gak
mungkin, “ batin Viona sambil berfikir yang bukan bukan.
Didalam perjalananya Viona memacu mobilnya dengan cepat dan tiba-tiba.
“Gduar.... “ terdengar suara
tabrakan mobil Viona dengan mobil Fuso, karena Viona
melabras lampu merah, mobil Viona yang ditabrak
dari samping oleng dan terpental jauh dari jalan. Orang-orang yang
melihatnyapun langsung menghampiri mobil Viona dan mencoba mengevakuasinya dari
dalam mobil itu. Setelah brhasil mengevakuasinya mereka lalu membawa Viona ke
Rumah Sakit. Sesampainya Viona di UGD, pihak Rumah Sakit langsung mengabari
keluarga Viona. Rasha yang mengetahui kabar itupun terkejut dan langsung menuju
Rumah Sakit.
“Apa.. Ini gak mungkin, ” batin Rasha
setelah mendengar kabar Viona kecelakaan.
Sesampainya
Rasha di Rumah Sakit, ia mendengar dokter memvonis
Viona dan berkata kepada orang tua Viona bahwa Viona menderita kebutaan
akibat serpihan kaca mobilnya mengenai retina mata Viona, Viona bisa saja dapat
melihat kembali namun ia harus mendapat donor mata. Rasha yang mendengar hal
itupun terdiam membisu didepan pintu ruangan dokter tersebut, lalu ia menunggu
hingga orang tua Viona keluar dari ruangan itu dan iapun masuk kedalam ruangan
itu.
“Permisi dok, saya mau bertanya tentang Viona
apakah ia bisa melihat kembali dok? “ Tanya Rasha.
“Viona bisa saja dapat melihat kembali, namun
kita harus menunggu hingga ia mendapat donor mata, “ jawab dokter itu yang
ternyata bernama Rehan, Rasha mengetahui nama dokter itu setelah ia melihat
papan namanya.
“Sampai kapan dok donor mata itu ada? “
Tanya Rasha kembali kepada dokter Rehan.
“Sebenarnya mencari donor mata itu sulit, kita
hanya bisa berdoa kepada Allah agar Viona mendapat donor mata, “ jawab
dokter Rehan.
Rasha
lalu beranjak pergi meninggalkan ruang dokter dan pergi dari Rumah Sakit itu.
Sesampainya ia dirumah ia berfikir untuk mencari donor mata untuk Viona.
Tiba-tiba kepalanya sakit dan ia berteriak.
“Maa…Pa.. tolong, “ teriak Rasha
memanggil orang tuanya.
Mama
dan papa easha yang mendengar suara itupun berlari menuju kamar Rashad an
membawanya ke Rumah Sakit tempat ia dirawat dulu oleh dokter Hendra.
Sesampainya
ia dirumah sakit, Rasha langsung mendapat penangan khusus dari dokter Hendra.
Dokterpun mengatakan bahwa kanker Rasha kambuh dan bertambah parah, lalu dokter
mengatakan umur Rasha tidak lama lagi. Rasha yang mendengar itu seperti
disambar petir, ketika ia tahu umurnya tidak lama lagi dan tak dapat bersama
Viona lagi.
Sudah
sebulan Rasha tidak menemui Viona dirumah sakit, Rasha hanya mengabari Viona
melalui telepon. Rasha sudah memberi tahu kondisinya kpada keluarga Viona, dan
ia meminta orang tua Viona tidak memberi tahu Viona tentang keadaanya.
“Halo, Vi maafin aku ya aku gak bisa nemenin
kamu disana. Aku ada keperluan kelurga, jadi aku nginep di rumah saudraku dulu
untuk beberapa bulan ini, “ suara Rasha dari telepon.
“Kapan kamu pulang Sya, aku kangen sama kamu.
Aku rindu liat wajah kamu Sya, “ terdengar suara Viona sembari menangis
dari telepon.
“Aku tahu itu Viona, aku sayang kamu. Tapi
aku ada urusan keluarga disini, “ jawab Rasha yang terdengar sedikit
terisak dan lalu menutup telepon itu.
Viona
membatin apakah karena ia tak dapat melihat lagi Rasha lalu pergi darinya.
Namun ia berusaha untuk tegar, meskipun terasa begitu berat tanpa Rasha disampingnya.
Dilain
tempat Rasha sudah terlihat pucat dan lemah, bahkan ia pernah tak sadarkan
diri, tapi ia berpesan jika nanti ia mati, maka ia ingin mendonorkan matanya
untuk Viona. Tibalah saat kritis dimana Rasha mulai tak sadrjkan diri dan
dibawa ke ruang operasi, namun operasi itu gagal dan Rasha meninggal.
Di
rumah sakit yang berbeda Viona mulai menanti kepulangan Rasha dari tempat
saudaranya namun setelah Viona menghubungi Rasha nomornya selalu tidak aktif.
Viona berharap agar Rasha bersamanya saat ini, dimana ini adalah saat terberat
baginya dan ia ingin bersama Rasha orang yang dicintainya.
Tiba-tiba
dokter memberikan kabar bahwa ada donor mata untuk Viona. Viona merasa senang
tetapi ia akan lebih senang jika Rasha tahu hal ini. Dokter memberi tahu Viona
bahwa ia akan dioperasi di Singapura. Namun Viona masih ingin menunggu Rasha
kembali. Viona berusaha memberi kabar kepada Rasha, namun hasilnya sia-sia.
“Kenapa sih Sya kamu gak ada disaat aku butuh
kamu, “ batin Viona sembari ia menangis.
Namun
Viona masih tetap menghubungi Rasha, hingga ia menelpon orang tua Rasha untuk
menanyakan keadaan Rasha. Namun orang tua Rasha berdalih bahwa Rasha tinggal di
pedseaan mungkin tak ada sinyal disana. Karena Rasha sudah berpesan kepada
orang tuanya sebelum ia meninggal bahwa Viona tidak boleh tahu jika ia mati
sebelum ia menerima donor mata Rasha.
Seminggu
telah berlalu, dokterpun menyarankan agar Viona segera dibawa ke Singapura.
Viona yang kemarin masih ingin menunggu Rasha akhirnya mau, karena apabila ia
sudah bisa melihat kembali ia akan mencari Rasha sendiri.
Operasi
itupun berhasil, Viona dapat melihat kembali. Sesampainya ia di Indonesia ia
bertanya dimana alamat Rasha kepada orang tuanya. Orang tua Viona yang tidak
tega akhirnya menceritakan yang sebenarnya terjadi.
“ini gak mungkin… kenapa Rasha tega ninggalin
aku, “ teriak Viona yang mengis histeris karena mngetahui bahwa Rasha sudah
meninggal.
Ia
lalu menuju rumah Rashad an menemui orang tua Rasha. Sesampainya ia di rumah
Rasha.
“Tante, kenapa tante gak cerita dari awal,
kenapa harus disembunyiin. Aku baru tahu ternyata Rasha gak pernah jenguk aku
Karena ia lagi kritis, kenapa Rasha sama tante harus bohongin aku. Mata ini
mata Rasha kan tante, jawab aku tante , “ tanya Viona sembari menagis histeris.
“Maafin tante Viona, Rasha udah pesen semua
itu sama tante. Dia gak pengen liat kamu sedih kalo kamu tahu dia lagi kritis,
dia juga nitip surat buat kamu sebelum dia meninggal, “ jawab ibu Rasha
sembari memberikan sebuah amplop yang langsung dibaca Viona.
“Viona, aku tahu mungkin saat kamu baca ini aku
udah gak sama kamu lagi. Aku minta maaf kalo selama ini aku buat salah sama
kamu gak bisa bahagain kamu. Tapi aku mau kamu tau aku sayang banget sama kamu.
Meskipun aku gak ada lagi didunia tapi aku aka nada dihatimu, aku juga bisa
ngeliat kamu karena aku udah nyumbangin mata aku ke kamu biar aku bisa sam kamu
meskipun aku udah gak didunia lagi. Kamu inget kan lagu yang aku nyanyiin saat
aku nembak kamu, mungkin saat ini sama seperti di lagu itu. Aku ingin engkau slalu, hadir dan temani akui, disetiap langkah, yang meyakiniku, kau tercipta untukku, meski waktu akan mampu, memanggil
seluruh ragaku, ku ingin kau tau, kuslalu milikmu, yang mencintaimu. Viona aku ingin kamu tau Kau Tercipta
Untukku, “. Viona membacanya dengan menitikan
air mata.
“Rasha meskipun kamu gak ada lagi didunia
tapi kamu akan selalu ada dihatiku, ” .
Ket:
Cerpen ini terinspirasi dari lagu "Tercipta Untukku" Ungu, cerpen ini dibuat untuk tugas Bahasa Indonesia Kelas XII IPA di SMA Negeri 4 OKU
Langganan:
Postingan (Atom)